Do'a ku

" Ya Allah, berikanlah hikmah dan masukanlah hambamu kedalam golongan orang-orang shaleh. Jadikanlah hambamu buah tutur yang baik bagi orang-orang ( yang datang ) kemudian, dan jadikanlah hambamu termasuk orang-orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan. "

Berkaca pada Sopir Taksi

catatan Unknown on 23.9.08 | 07.50

Seorang lelaki termangu, wajahnya gerimis tampak butiran air mata menggantung dipelupuk mata rasa haru membekapnya. itu semua gara-gara soal sepele: saat turun dari taksi dan langsung pergi, sopir taksi itu memanggilnya.  Harahap sang lelaki itu kaget becampur marah. Dia pikir ongkos naek taksi 6 ringgit sudah lebih dari cukup, mengingat jarak yang ditempuh tak jauh. dengan rasa dongkol dia menghampiri sopir taksi itu.

Ternyata yang dia dapatkan dari sopir taksi yang ramah itu dengan sebuah kejutan " Uang ini kebanyakan buat saya, ongkosnya cuma 5 ringgit" katanya dengan sopan
Harahap terhenyak, rasa harupun merayapi hatinya saat melihat ketulusan sang sopir taksi, hanya kelebihan uang seringgit, sopir taksi tersebut bersusah payah mengembalikannya " luar biasa bersih hatinya" pikir harahap.
kekagetan dan ketakjuban terhadap sopir itu karena dia sudah lama tak melihat orang-orang tulus ditanah air. kota-kota telah menjadi garang. tak banyak orang yang dengan air muka lembut serta suka membantu apalgi kalo berurusan dengan uang coba kita lihat dijakarta?
bagaimana kita bisa mencapai perasaan seperti sopir taksi tersebut?

Bahkan pada jaman Nabi Muhamad banyaknya sahabat-sahabat nabi yang mempunyai karakter yang jauh berbeda dengan karakter masyarakat sekarang misalnya saja cerita tentang salman Al Farisi saat menjadi gubernur persia saat datang beliau menolak tinggal diistana ataoe rumah dinas gubernuran " lebih baik saya tinggal dirumah sederhana, disamping masjid" kata salman. dia juga menolak gaji gubernur karena dia merasa tidak pantas alasannya masih banyak rakyat kelaparan untuk menghidupi keluarganya disela-sela kesibukannya sebagai gubernur salman membuat roti untuk dijualnya, tak banyak produksinya dimana pendapatanya cuma 3 dinar, dari 3 dinar itu 1 dinar untuk menafkahi keluarga, 1 dinar untuk disedekahkan dan sedinar lagi untuk modal membuat roti

Salman adalah lelaki yang berjalan dengan telaga hati yang bening, bayangkan dengan penghasilan yang pas-pasan pun dia masih bersedekah untuk orang lain.

Hidup baginya adalh sebuah jeda, jeda untuk menyerahkan diri secara total kepada Allah, jabatan gubernur, gaji tak ada nilainya dibandingkan dengan ridha Allah SWT.

Bisakah Hatiku sebening mereka?


(Diambi dari majalah bening vol 1 Mei 2008 " Bening hati " untuk menasehati puteri kecilku dan orang-orang yang membaca blog ini )

0 komentar:

 

Arsipku

Pengikut